Selasa, 13 November 2012

REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG BATU BARA

REKLAMASI LAHAN
BEKAS TAMBANG BATU BARA




                                              

Oleh:
Agung Pribadi
134090017



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2012
  1. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Kegiatan pembangunan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan, sehingga menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem yang selanjutnya mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Kegiatan seperti pembukaan hutan, penambangan, pembukaan lahan pertanian dan pemukiman, bertanggung jawab terhadap kerusakan ekosistem yang terjadi. Akibat yang ditimbulkan antara lain kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadi bulk density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, pH rendah, pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan populasi mikroba tanah.
Begitu juga dengan penambangan batu bara, pada lahan bekas tambang batu bara masalah utama yang timbul adalah perubahan lingkungan. Perubahan kimiawi terutama berdampak terhadap air tanah dan air permukaan, berlanjut secara fisik perubahan morfologi dan topografi lahan. Lebih jauh lagi adalah perubahan iklim mikro yang disebabkan perubahan kecepatan angin, gangguan habitat biologi berupa flora dan fauna, serta penurunan produktivitas tanah dengan akibat menjadi tandus atau gundul
Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut dapat ditempuh dengan cara merehabilitasi ekosistem yang rusak. Dengan rehabilitasi tersebut diharapkan akan mampu memperbaiki ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan lebih baik dibandingkan kondisi semula. Dan salah satu cara yang dapat dilakuakan adalah dengan melakukan reklamasi lahan.
  1. Tujuan
Untuk mengetahui tekhnik reklamasi lahan bekas tambang batu bara.

  1. ISI
Potensi sektor pertambangan telah terinventarisir berbagai jenis bahan galian, yakni sebagai berikut:
  1. Golongan A (bahan galian strategis)
Bahan Galian Strategis (Golongan A) adalah suatu bahan galian yang merupakan strategi dalam hal kegiatan Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian suatu Negara (daerah). Seperti : Minyak Bumi, Nikel dan Batu Bara.
  1. Golongan B ( bahan galian vital)
Bahan Galian Vital (Golongan B) adalah suatu bahan galian yang sifatnya mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Seperti : Kromit dan Besi Calkopirit (CuFeS2), Pirit dan Galena.
  1. Golongan C (bahan galian non strategis dan vital) Seperti : Lempung, Batu Giok (Jade), Talk dan Marmer.
Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
  1. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
  2. Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
  3. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
  4. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
  5. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan (Anonim, 2012).
Deifinisi Reklamasi yang berkaitan tentang kegiatan Pertambangan yaitu suatu usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan dan energi agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya.
Istilah lain yang berkaitan dengan reklamasi yaitu rehabilitasi lahan dan revegetasi. Rehabilitasi lahan adalah usaha memperbaiki, memulihkan kembali dan meningkatkan kondisi lahan yang rusak (kritis), agar dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air maupun sebagai unsur perlindungan alam lingkungan. Revegetasi merupakan suatu usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas tambang.
Setiap Perusahan Tambang yang mau membuka usaha pertambangannya dengan IUP Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan IUP Khusus (IUPK) harus wajib terlebih dahulu menyerahkankan REKLAMASI dan rencana pasca tambang pada saat mengajukan permohonan IUP ataupun IUPK (UUD No.4 Tahun 2009 pasal 99), jadi disini dapat kita simpulkan kan bahwa reklamasi sangatlah penting.
Adapun Tahapan atau kegiatan yang dilakukan dalam reklamasi lahan pertambangan ialah:
  1. Melakukan penimbunan lahan kemudian menempelkan lapisan tanah yg subur (top soil) di lahan yang akan direklamasi. Ini bertujuan untuk memberikan lapisan penyubur sehingga memudahkan tanaman untuk tumbuh dan memberikan kekuatan menyangga tanah karena lahan eks tambang umumnya miskin unsur hara, memiliki porositas tinggi dan penyerapan air rendah.
  2. Tahap persiapan lahan yaitu dengan perataan lahan (contour leveling). Tahapan ini adalah meratakan sehingga nantinya memudahkan penimbunan top soil, menguatkan porositas da menyerap air. Reklamasi memang dapat dilakukan di lahan miring atau lereng meskipun akan ditemui banyak kesulitan. Lahan yang kemiringannya sudah diratakan akan memudahkan proses lanjut reklamasi. Pemadatan lapisan tanah untuk menstabilkan lereng ini dilakukan dengan tractor, grader atau bulldozer (sheep foot roller). Di beberapa lokasi lahan yang curam, maka pemadatan ini ditarik dengan bulldozer. Setelah tanah dipadatratakan, maka selanjutnya perlu dibuat saluran drainase untuk mengatur penyaliran.
  3. Hydroseeding adalah aktivitas penyebaran atau penyemaian lahan reklamasi dengan bibit tanaman perintis (umumnya yang digunakan adalah centrocema) yang sebelumnya telah dicampurkan dengan fertilizer dan aditif lainnya. Penyebaran dilakukan dengan truck hydro seeder. Hydro seeding ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah sehingga tanaman akan mendapatkan lingkungan yang baik.
  4. Tahap selanjutnya bisa dilakukan penanaman pohon, Untuk penanaman pohon, maka disusun pembuatan lubang tanam untuk anakan dengan dimensi disesuaikan dengan kebutuhan. Media tanam yang diperlukan umumnya adalah tanah top soil, pupuk (kompos) dan fertilizer lainnya. Jarak tanam juga disesuaikan. Untuk memperkuat lahan maka biasanya ditambahkan jarring (mesh) di selanjang lokasi juga untuk mencegah longsor. Pohon yang ditanam dalam reklamasi adalah Pohon yang cepat tumbuh, biasanya Pohon Akasia. Pemilihan pohon cepat tumbuh (sengon, angsana/Pterocarpus Indicus atau akasia/Acacia Mangium) adalah alternative awal untuk merevegatasi lahan eks tambang. Tanaman ini adalah dua dari beberapa jenis tanaman reklamasi yang cepat tumbuh. Dalam beberapa tahun dengan maintenance yang baik, hampir dapat dipastikan reklamasi akan berjalan bagus.
Penambangan batubara terbuka (open mining) menghasilkan bahan-bahan non-batubara dalam jumlah besar, yang ditimbun di tempat lain (disebut overburden). Bahan-bahan tersebut terdiri atas campuran tanah bagian atas (horizon A dan B), dan bahan induk tanah, seperti batuliat (claystone), batulanau (siltstone), batupasir (sandstone), atau tufa volkan, yang mempunyai sifat fisik tanah buruk, dan seringkali mengandung unsur-unsur kimia beracun.
Teknik reklamasi terdiri atas gabungan:
  1. Penggunaan amelioran, berupa bahan organik, pupuk kandang, kapur pertanian,
  2. Penanaman tanaman penutup tanah, dan
  3. Penanaman kayu-kayuan (penghijauan).
  1. Penggunaan emulsi aspal (bitumenous emulsion), dan
  2. Menanam tanaman penutup tanah seperti Flemingia congesta.
Emulsi aspal berfungsi sebagai perekat butiran-butiran pasir sehingga membentuk agregat yang relatif stabil, agar mampu mengikat air untuk mendukung pertumbuhan tanaman Flemingia congesta adalah tanaman legum perdu, dapat mencapai tinggi 3-5 meter, tumbuh cepat, berdaun banyak, dapat dipangkas dan hasil pangkasannya digunakan sebagai pupuk organik, dan apabila terbakar mampu segera bertunas kembali.

  1. KESIMPULAN
  1. Reklamasi yang berkaitan tentang kegiatan Pertambangan yaitu suatu usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan dan energi agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya.
  2. Teknik reklamasi terdiri atas gabungan yaitu Penggunaan amelioran, berupa bahan organik, pupuk kandang, kapur pertanian, penanaman tanaman penutup tanah, dan penanaman kayu-kayuan (penghijauan).
  1. DAFTAR PUSTAKA
Makalah "Hak dan Kewajiban Serta Larangan".2011.Kelompok VII.Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya.


Prasetyo Radyan. 2010. Reklamasi pada lahan tambang. (http://radyanprasetyo.blogspot.com/2010/10/reklamasi-pada-lahan-tambang.html). Diunduh pada hari senin 15 Oktober 2012.

Lampiran
Pertambangan Batubara Di Kalsel







Tidak ada komentar:

Posting Komentar