Konservasi Tanah Dan
Air
Konservasi tanah
yaitu penggunaan setiap bidang tanah dengan cara yang benar sesuai
dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya dengan
syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah
(erosi, kerusakan fisik, kimia dan biologi tanah).
Ada tiga cara
kehilangan air dari tanah yaitu:
Gerakan air bebas ke
bawah (perkolasi) yang berasal dari air berkelebihan (jumlah
air hujan yang masuk ke dalam tanah melabihi kapasitas menahan air).
Pada permukaan tanah dan subsoil bagian atas perkolasi biasanya
mengakibatkan hilangnya garam atau larutan kalsium, kalium, magnesium
dan sulfat.
Run off,
merupakan air berkelebihan melalui permuakaan tanah. Kehilangan
karena aliran permukaan ini mencangkup tidak hanya air akan tetapi
sejumlah tanah.
Evaporasi,
yaitu kehilangan air karena penguapan.
Jenis-jenis sarana
konservasi tanah dan air di areal perkebunan kelapa sawit di PT. Inti
Indosawit Subur antar lain:
Kondisi rata
(flat-undulating)
Pemeliharaan tanaman
penutup tanah yaitu leguminous Cover Plants (LCP).
Aplikasi janjangan
kosong.
Penyusunan Pelapah.
Tanah agak miring
(Rolling)
Pemeliharaan tanaman
penutup tanah (LCP).
Aplikasi janjangan
kosong.
Penyusunan Pelapah.
Tapak kuda.
Rorak (slit Pit).
Teras konservasi
(consrevation terrace).
Tanah miring (Hilly)
Pemeliharaan tanaman
penutup tanah (LCP).
Penyusunan Pelapah.
Teras kontur dengan
stop brand.
Tanah sangat miring
(sleep)
Pemeliharaan tanaman
penutup tanah (LCP).
Penyusunan Pelapah.
Teras kontur dengan
stop brand.
Tanah rendahan pada
setiap klasifikasi kemiringan
Pemeliharaan tanaman
penutup tanah (LCP).
Teras kontur dengan
stop brand.
Pembuatan parit
(drainase).
Teknik sarana
konservasi tanah dan air
Pemeliharaan tanaman
penutup tanah
Tanaman penutup
tanah yang sering digunakan adalah tanaman kacangan (leguminous
Cover Plants). Adapun manfaat LCP antara lain:
Menekan pertumbuhan
gulma, sehingga dapat menghemat biaya pengendalian gulma.
Meningkatkan
kesuburan tanah melalui fiksasi N dari udara dan penambahan biomasa
LCP.
Memperbaiki kondisi
fisik tanah dan menjaga kelembaban tanah.
Mencegah dan
mengurangi erosi permukaan tanah.
Menekan pertumbuhan
hama dan penyakit tertentu.
Ada
beberapa jenis kacangan yang terdapat di perkebunan PT. Inti
Indosawit Subur antara lain yaitu dari jenis Mucuna
bracteata (MB), dan Calopogonium
mucunoides (CM.
Gambar
20. Tanaman kacangan jenis
Calopogonium
mucunoides (CM)
Gambar 21. Tanaman kacangan jenis
Mucuna bracteata (MB)
Selama melakukan
pengamatan di lapangan populasi kacangan jarang ditemukan dan
digantikan oleh beberapa populasi gulma.
Gambar
22. Tanaman kacangan yang tersaingi oleh gulma
Tanaman penutup
tanah dengan segala manfaat yang dimiliki perlu untuk diupayakan
keberadaanya maka perlu untuk dilakuakan pemeliharaan dan penanaman
kembali.
Aplikasi janjangan
kosong (JJK)
Gambar
23. Aplikasi janjangan kosong dalam rangka konservasi tanah dan air.
Untuk penjelasan
aplikasi janjangan kosong telah dijelaskan pada bab pemupukan yaitu
pada pupuk organik.
Penyusunan pelepah
Penyusunan pelepah
pada berbagai kemiringan dapat dilihat pada bagian tunas pokok.
Gambar
24. Penyusunan pelepah dalam rangka konservasi tanah dan air.
Tapak kuda (planting
flat form)
Berukuran 3 m x 3 m
sampai 4 m x 4 m.
Pembuatan tapak kuda
Dalam pembuatan
tapak kuda hal yang pertama dilakukan adalah memancang yaitu areal
yang akan dibuat terlebih dahulu harus dipancang sesuai titik tanam.
Pembuatan tapak kuda tepat pada pancang tanam dan dilakukan sebelum
penanaman. Hal pertama yang dilakuakan adalah permukaan tanah
dibersihkan dari humus dan akar-akar, tanggul dan kayu. Tanah galian
diusun untuk tanah bagian yang ditimbun. Setelah terbentuk dilakukan
pengerasan hingga padat pada tanah timbunan tersebut dan harus
membentuk kemiringan 100-150.
Gambar 25. Penampang
melintang tapak kuda
Agar fungsinya tetap
maksimal pemeliharaanya harus teratur untuk memperbaiki tapak kuda
yang rusak, pada tahap selanjutnya perbaikan tapak kuda hanya
memperbaiki lembar permukaan dengan sudut kemiringan 100-
150 dan memadatkan pinggirannya.
Teras konservasi dan
rorak
Teras konservasi
Teras konservasi
dengan lebar 2,5 m harus dibuat secara mekanik mengikuti kontur
dengan interval 20 – 25 cm. Jumlah teras konservasi tergantung
panjang lereng. Tujuanya untuk mengurangi panjang lereng dan
kecepatan aliran air permukaan.
Teras konservasi
harus dibangun dengan kemiringan 100 – 150
dan stop band harus dibangun setiap interval 20 m sepanjang
teras untuk mengurangi pergerakan air permukaan secara lateral.
Gambar 26. Penahan
benteng (stop band) pada teresan
Rorak (Silt pit)
Gambar 27. Keadaan rorak di areal
kelapa sawit
Rorak merupakan
bangunan konservasi yang berfungsi sebagai penangkap air. Jumlah dan
jarak antar rorak tergantung dari lokasi kemiringan lahan, curah
hujan dan kondisi lokasi.
Perawatan rorak
harus rutin dilakukan sehingga fungsinya dapat maksimal. Apabila
telah terisi 50 % dengan tanah atau pasir harus segera dilakukan
pencucian. Tanah bekas pencucian ditempatkan dibawah rorak atau
tumpukan galian sebelumnya.
Pembuatan rorak
Gambar 28. Penampang
melintang rorak
Teras Tanaman
(Planting terrace)
Gambar 29. Teras tanaman
Pembuatan teras
tanaman harus selalu dimulai dari teras yang paling atas kemudian
dilanjutkan teresan di bawahnya. Letak garis kontur untuk teras
tanaman harus timbang air (water pass). Pembuatan teras
tanaman dilakukan secara mekanik menggunakn bulldoser dengan
sudut kemiringan 1000 – 1500 mengarah ke
dinding. Lebar teras 3-4 m tergantung kemiringan lahan. Pemeliharaan
secara rutin untuk memperbaiki teras tanaman yang mengalami
kerusakan.
Parit
Parit merupakan
sarana untuk mengelola air (water management) di areal
pertanaman. Pembuatan parit sendiri sesuai dengan kebutuhan. Parit
memiliki fungsi sebagai berikut:
Menyalurkan
kelebihan keluar areal tanaman.
Menahan dan
menyimpan pada musim kemarau.
Dampak yang
ditimbulkan akibat terganggunya fungsi parit yaitu:
Terjadinya banjir
atau genangan air di areal tanaman sehinggga menghambat pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan, panen dan pengangkutan.
Pertumbuhan akar dan
penyerapan unsur hara terganggu.
Tanaman menjadi
stres jika kelebihan air atau kekurangan air.
Adapun jenis-jenis
parit antara lain:
Parit batas
(perimeter drain)
Yaitu parit yang
terletak dibatas kebun. Fungsinya sebagai pembatas dan membentuk
benteng untuk menahan masuknya air dari luar. Pembuatan parit batas
setelah diketahui batas konsesi.
Parit pembuangan
(outlet drain)
Yaitu parit yang
terletak di luar kebun. Fungsinya mengalirkan air dari parit utama ke
luar areal kebun. Waktu pembuatan parit ini setelah diketahui batas
konsesi kemudian dilakukan survey topografi berkaitan dengan rencana
pembuatan parit pembuangan, pembuatanya dilakukan sebelum pembukaan
lahan.
Parit utama (main
drain)
Yaitu parit yang
arahnya menyesuaikan dengan letak dan arah sungai utama. Fungsinya
mengalirkan air ke parit pembuangan atau perimeter dan sebagai batas
blok besar. Pembuatan parit utama sebelum dan saat pelaksanaan LC
(Land Clearing).
Parit pengumpul
(colection parit)
Yaitu saluran cabang
atau sekunder. Fungsinya antara lian menampung kelebihan air dari
parit lapangan, menampung air dari kaki bukit, mengatur ketinggian
permukaan air di dalam blok dan sebagai batas blok kecil. Pembuatanya
dilakukan sebelum pelaksanaan LC (Land Clearing) dan setelah
pembuatan parit utama.
Parit lapangan
(subsidery drain)
Yaitu saluran
subsider. Fungsinya mengalirkan air dari dalam blok untuk menghindari
genangan. Pembuatanya dilakukan sebelum atau sebelum penanaman bibit
kelapa sawit di lapangan.
Parit memiliki
ukuran yang berbeda-beda hal ini mengacu pada jenis parit yang
memiliki fungsi yang berbeda juga. Berikut merupakan ketentuan ukuran
parit untuk area internal dan lowland.
Tabel 9. Ukuran
saluran parit pada jenis tanah yang berbeda.
-
Jenis saluran paritAreal mineral (m)Areal lowland (m)
LebarDalamTinggiLebarDalamTinggiParit batas---644Parit pembuangan632,5644Parit utama422433Parit pengumpul211433Parit subsidern10,80,6111
Titik pertemuan
harus membelok ka arah aliran air dan sama sekali tidak boleh tegak
lurus.
Gambar 30. Titik
pertemuan parit
Dalam mempertahankan
fungsinya parit memerlukan pemeliharaan agar fungsinya dapat
maksimal, berikut ini merupakan gambar parit yang kurang mandapatkan
perawatan.
Gambar 31. Parit
yang kurang terawat
Pemeliharaan parit
mutlak untuk dilakukan, pemeliharaan parit meliputi pencucian parit
dimana membuang rumput, sampah dan gulma dan sebagainya yang berada
dipermukaan air yang dilakukan secara manual. Pendalaman parit
dilakukan secara manual yaitu dengan pengorekan tanah dan lumpur,
tanah hasil galian dibuang ke dalam areal kebun jangan dibuang di
areal kaki lima.
Untuk
mengidentifikasi parit yang akan diperdalam ke dalam parit harus
dilakukan pengukuran setiap awal tahun, pengukuran dilakukan hanya
untuk parit pengumpul dan parit subsider. Pengukuran dapat dilakukan
dengan menggunakan pipa PVC yang berdiameter 1,5“ dengan panjang
pipa 2 m. Pada setiap parit kedalam parit diukur pada tiga titik di
sepanjang parit yaitu pada kedua ujung dan tengahnya. Rata-rata dari
ketiga titik tersebut merupakan kedalaman parit. Selanjutnya
dilakukan pemetaan per blok sehingga mempermudah kontrol dan
perencanaan.
Pengelolaan air
(water management)
Pengelolaan kelapa
sawit di lowland memerlukan teknologi khusus yang berbeda
dengan tanah mineral. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan lowland antara lain:
Ketebalan,
kematangan, sifat fisiik dan kimia gambut.
Sungai alam sekitar
lahan yang dikelola.
Jarak lahan terhadap
pantai atau laut (air asin).
Kemungkinan banjir
serta “back flow” atau aliran balik dari outlet air
sungai.
Tinggi permukaan air
tanah.
Penurunan permukaan
lahan lowland setelah dibuat saluran drainase
Sumber tanah
material untuk kebutuhan timbun jalan, pembibitan dan lokasi pabrik.
Lowland
merupakan lahan marginal dan rapuh yang pemanfaatnya memerlukan
perencanaan dan penanganan khusus. Kesalahan dalam pembukaan lahan
ini akan membutuhkan biaya besar dan usaha yang sulit untuk
memperbaikinya. Adapun kendala dalam pengolahan lowland antara
lain:
Kendala agronomis
Beberapa sifat
fisik, kima dan biologi lowland merupakan faktor pembatas
terhadap pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. pH yang sangat rendah
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Apabila lowland mengalami
over drained (terlalu kering) akan mengakibatkan “irreversible
drying” tidak dapat menyerap dan menahan air. Pokok doyong
adalah kondisi yang dapat terjadi pada Lowland pada saat
tanaman berumur 3 tahun atau lebih, hal ini disebabkan karena lowland
yang telah dibuat saluran drainase mengalami penurunan tanah yang
berlangsung sangat cepat ditahun pertama dan kedua pada generasi
pertama. Pada tanah ini juga sering ditemukan defisiensi unsur hara
kalium (K) dan mikro terutama tembaga (Cu), seng (Zn), dan boron (B).
Bahaya serangan rayap juga dapat menjadi masalah hal ini disebabkan
karena pada saat pembukaan lahan tidak bersih dan banyak
potongan-potongan kayu yang tertinggal di tertimbun di lapangan.
Kendala non
agronomis
Lowland
memiliki resiko kebakaran sangat tinggi hal ini disebabkan karena di
dalam areal kemungkinan terjadi defisiensi air, sehingga
mengakibatkan bahan organik mudah terbakar. Teknologi yang dapat
diterapkan pada lowland antara lain:
Pengaturan drainase,
tanggul dan pintu air dengan baik, bertujuan untuk mengontrol aras
air pada posisi optimal.
Jika posisi kebun
lebih rendah dari sungai sekitar maka pengeluaran air dapat
menggunakan pompa air.
Pembukaan lahan
dengan prinsip (zero burning), kayu balok dan tunggak
seharusnya dikeluarkan dari lahan terutama dijalur tanaman dan pasar
rintis.
Pemadatan
(composting) disepanjang jalur tanaman dan pasar rintis
menggunakan alat berat.
Penimbunan dan
pemadatan jalan untuk transportasi hasil panen dan logistik.
Pemupukan yang benar
dan optimal.
Pengelolaan
air berperan penting dalam menjaga permukaan air tanah. Pengelolaan
air meliputi kegiatan irigasi dan drainase. Sarana pengelolaan air
antara lain:
Pintu air (water
gate)
Berfungsi menahan
air luar masuk ke areal kebun dan menahan air dalam kebun apabila
permukaan air sudah turun sampai batas normal yang dibutuhkan.
Bendungan (weir)
Berfungsi untuk
mempertahankan permukaan air pada posisi yang sesuai kebutuhan lahan.
Pompa air
Berfungsi
mengeluarkan air dari lahan pada saat banjir dan apabila kemarau air
diluar lebih tinggi daripada dalam.
Tanggul
Berfungsi mencegah
air dari luar masuk ke dalam lahan.
Gambar 32. Tanaman
yang doyong pada areal gambut
Dalam
kegiatan produksi kelapa sawit masih terdapat kegiatan atau pekerjaan
yang berhubungan dengan konservasi tanah dan air di antaranya yaitu
pembuatan jalan dan pembuatan jembatan di titik-titik tertentu pada
jalan-jalan pengangkutan selain itu juga terdapat konservasi hutan
lindung yang terdapat di sekitar areal perkebunan.
Jembatan
Jembatan
adalah penghubung jalan pada aliran
parit, sungai, jurang dan lain sebagainya.
Jenis-jenis Jembatan
di Perkebunan:
Jembatan kayu;
Balok, Papan bertiang, Batang kayu.
Jembatan dari
gorong-gorong (culvert);
Buist beton, Baja bergelombang (multi-plate),
Box-Culvert.
Jembatan beton
atau baja bertulang.
Titi panen beton.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pembuatan jembatan antara lain:
Jembatan harus tegak
lurus dengan arah aliran air.
Debit air pada saat
banjir.
Ukuran parit yang
telah ada.
Kriteria jalan
tersebut (Acess-road, Main-road, Collection-road).
Jenis tanah.
Selama kegiatan
magang terdapat pemasangan gorong-gorong yang terpasang di beberapa
titik. Dalam pemasangan gorong-gorong harus memperhatikan beberapa
hal antara lain:
Dasar parit
diratakan, tidak boleh tergenang air.
Diberi bantalan kayu
keras (dibuat semacam tangga-tangga sehingga gorong-gorong dapat
lurus).
Gorong-gorong
diletakkan diatas bantalan kayu, dipasang rapat dan lurus (terutama
pada dinding sebelah dalam gorong-gorong).
Pada sambungan
gorong-gorong disemen.
Penimbunan.
Pembuatan wing
wall (cerucuk atau goni tanah).
Dalam pemeliharaan
jembatan, di PT. Inti Indosawit Subur melakukan beberapa tindakan
antara lain:
Monotoring debit air
pada saat banjir.
Monitoring sampah
atau kotoran yang hanyut.
Erosi tanah
disekitar jembatan (run-off).
Pasang cerucuk
atau karung isi tanah disamping kanan-kiri jembatan.
Timbun tanah
disekitar jembatan.
Pelapisan ter
atau oli kotor dipermukaan kayu.
Penyisipan papan
yang rusak atau busuk.
Pemasangan tanda
Jembatan.
Jalan di areal
perkebunan
Gambar
35. Jalan-jalan di sekitar areal perkebunan
Kawasan hutan
lindung
Gambar 36. Kawasan hutan lindung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar