Senin, 11 November 2013

Stabilisasi Merkuri (Hg) Pada Tailling Tambang Emas Dengan Penambahan Kompos dan Inokulum Bakteri Pereduksi Sulfat (BPS)



ABSTRAK


Agung Pribadi; Stabilisasi Merkuri (Hg) Pada Tailling Tambang Emas Dengan Penambahan Kompos dan Inokulum Bakteri Pereduksi Sulfat (BPS). Dibawah bimbingan Ir. Sri Sumarsih, MP. dan R. Agus Widodo, SP.,

Pencemaran logam berat merkuri (Hg) pada ekosistem akibat recovery yang tidak optimal pada tailling tambang emas yang menggunakan cara amalgamasi perlu mendapat perhatian khusus, sehingga kerusakan ekosistem dapat dikurangi dan dicegah. Merkuri yang dihasilkan oleh kegiatan penambangan dan terendapkan di permukaan mengakibatkan masuknya polusi merkuri ke dalam tanah dan masuk ke ekosistem. Air raksa atau merkuri sangat beracun. Dalam kadar rendah, logam berat ini umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf meskipun hanya terpapar dalam tingkat yang relatif rendah. Penggunaan inokulum bakteri pereduksi sulfat (BPS) diharapkan mampu mengurangi pencemaran ekosistem disekitar ekosistem penambangan dengan menghasilkan H2S yang bersifat reaktif dan akan segera bereaksi dengan merkuri (Hg) membentuk senyawa logam HgS yang sangat stabil. Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Bakteri Pereduksi Sulfat dalam menstabilkan merkuri (Hg) dan mengetahui pengaruh bahan organik berupa kompos dalam mendukung stabilisasi merkuri (Hg). BPS memerlukan donor elektron dari asam-asam organik berbobot molekul rendah seperti laktat, asetat, propionat, butirat dan etanol yang dapat diperoleh dari mineralisasi bahan organik. Selain itu pemberian bahan organik, yang mempunyai peran sebagai kapasitas penyangga (buffering capacity) diharapkan dapat meningkatkan atau menurunkan pH lingkungannya. Percobaan ini menggunakan rancangan faktorial acak lengkap yang terdiri dari 2 (dua) faktor dengan pola 2 x 3 dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah kompos terdiri atas 3 level (tanpa kompos dan dengan kompos). Faktor kedua adalah inokulum BPS terdiri atas 3 level (tanpa inokulum BPS, dengan inokulum B1 dan dengan inokulum B2). Setelah didapatkan isolat BPS yang unggul dan dengan penambanhan kompos diharapkan dapat menstabilkan Hg, meningkatkan pH dan menurunkan kandungan sulfat, sehingga larutan atau air yang keluar dari tempat penampungan tailling sudah bebas dari merkuri (Hg) selain itu berpengaruh juga terhadap menurunnya kelarutan dan ketersediaan unsur hara mikro (termasuk logam-logam) pada tanah.

Kata kunci: Tailling, Merkuri (Hg) dan bakteri pereduksi sulfat (BPS)